Episode 4 - Absorb
Smallville
Maximum Ride
Guest Star
Kristin_Kreuk | as | Lana Lang |
Maximum Ride
Alexa Vega | as | Maximum Ride |
Max Theriot | as | Fang |
Avan Jogia | as | Iggy |
Dylan Sprouse | as | Gazzy |
Parker McKenna Posey | as | Nudge |
Brooklyn Proulx | as | Angel |
Guest Star
kojaplover | as | Fire |
BGM : Bliss - Kissing
Fang terbang lama sekali di udara. Mengitari Metropolis sambil memperhatikan secarik kertas yang ia pegang. Tertulis jelas Lana Lang, Smallville, Rumah warna coklat. Itu adalah kisi-kisi alamat yang diberikan Lana ke Fang sewaktu mereka berjalan-jalan mengenal Metropolis. Setelah terbang sejauh 160 km, bersusah payah mengamati daratan yang hampir smua rumah berwarna coklat, akhirnya Fang menemukan rumah Lana.
Aroma peternakan langsung tercium oleh Fang. Suasana yang damai, sunyi dan tenang tampak jelas di Smallville. Fang berjalan mendekati pintu rumah Lana. Ia disibukkan oleh semua pikiran negatif yang ada di otaknya. Bagaimana jika Lana tak menerimanya lagi setelah mengetahui dia adalah mutant ? Bagaimana jika Lana melaporkan ke Pentagon bahwa temannya (iya kalau dia menanggap Fang adalah teman) adalah seorang mutant ? Dan Bagaimana... Terlalu banyak pertanyaan di pikiran Fang. Fang memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah Lana. Tidak terdengar jawaban dari dalam rumah. Fang hanya bisa mengulang dan mengulang untuk mengetuk pintu Lana.
“Lana.. Maafkan aku.. aku tidak jujur padamu.. Aku bukan teman CK. Atau bahkan saudara CK. Aku hanya mutant.. seorang mutant yang tidak punya tempat tinggal. Yang selalu dikejar-kejar oleh serigala jadi-jadian hanya untuk mengembalikan kami ke Lab yang akan mengobrak-abrik tubuhku lagi. Maafkan aku Lana..” Fang secara tak sadar berbicara sendiri di depan pintu rumah Lana. Bahkan ini pertama kalinya ia berbicara kepada orang asing sepanjang itu. Ia juga tak tahu apakah Lana ada di dalam rumah atau tidak.
Pintu rumah membuka sedikit. Menandakan ada kehidupan di dalamnya. Lana menatap Fang dari balik pintu. Mencoba menghapuskan smua ketakutan yang muncul dari dalam dirinya. Ia memberanikan diri untuk mempersilahkan Fang masuk ke dalam rumahnya. Namun Fang menolaknya. Fang memegang tangan Lana, menariknya menuju ke halaman pekarangan. Lana ingin berontak tapi tak mampu. Genggaman tangan Fang sangat kuat.
“Percayalah padaku,..” kata Fang.
Lana mengikuti kemana ajakan Fang. Sampailah mereka di sebuah pekarangan luas. Fang melepaskan pegangannya dari tangan Lana. Ia berjalan menuju ke tengah pekarangan, meninggalkan Lana sendirian di tepi pekarangan. Fang berhenti tepat di tengah pekarangan, membalik badannya menghadap ke Lana, menatapnya.. Ia merentangkan sayapnya lebar-lebar. Sayapnya membentang hampir 6 meter. Lana terperangah, tangannya menutup mulutnya menunjukkan ekspresi kagetnya.
“Lana, kemarilah. Tidak ada yang perlu kau takuti.” Kata Fang. Lana mendekati Fang perlahan. Sampai ia tepat di depan Fang. Ia meraba sayap Fang, mengelusnya, dan merasakan kelembutan sayap Fang. Lana menggeser tangannya, mengelus dada Fang, “Aku tetap seorang manusia. Mempunyai hati manusia..” Kata Fang, dengan memberikan kejutan berupa pelukan. Fang memeluk Lana erat dan lepas landas ke udara dengan Lana dipelukannya.
(BGM : Bliss – Kissing)
The red light of the sun,
slowly descending.
The sky is all I see,
it's never ending.
We could fly,
you and I.
On a cloud,
Lana menjerit histeris, seakan tidak percaya. Kakinya sangat jauh dari bumi. Fang tetap memegangnya erat. Fang mengajaknya terbang mengelilingi Smallville.
“Smallville so beautiful” Kata Fang.
“Di sini kampung halamanku Fang..” Jawab Lana.
“Seandainya kami bisa menetap.. aku pasti akan memilih Smallville” Lanjut Fang.
“Di manapun.. jika kau merasa nyaman.. itu pasti akan menjadi kediaman terindahmu Fang.” Lana menatap dalam Fang..
Fang menghentikkan terbangnya secara tiba-tiba. Kini mereka berdua berdiri di udara. Fang tetap memeluk Lana dengan eratnya. Lana merasa aman berada di pelukan Fang. Mereka saling bertatapan.. Sedikit demi sedikit jarak mereka berkurang.. Lana secara tak sadar memejamkan matanya. Mencium Fang yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.
The wind plays with the leaves,
the weather turns colder.
But as long as we believe,
love doesn't get older.
We could fly,
you and I.
On a cloud,
kissing, kissing.
On a journey of the heart,
there's so much to see.
And when the sky is dark,
you'll be right here,
right here with me.
Right here with me.
Kissing.
Sambil berciuman, sedikit demi sedikit jarak mereka mendekat dengan bumi. Mereka berdua berdiri lagi tepat di atas bumi.
“Lana...”
Belum sempat Fang melanjutkan omongannya, Lana sudah menciumnya lagi.. lagi.. dan lagi.
“Oh sial.. gerimis..” teriak Fang.
“Ayo cepat kita kembali ke rumahku..” Ajak Lana.
Mereka berdua berlari menuju rumah Lana. Salah satu sayap Fang menutupi Lana, menghindarkan Lana dari tembakan air gerimis.
“Already have fun yet couple ?” seru seorang cewek
Fang dan Lana terkejut. Dilihatnya seorang cewek duduk di beranda rumah Lana. Cewek itu lalu berdiri tepat di depan pintu rumah Lana. Cewek berambut merah sebahu, tinggi sekitar 166 cm, berwajah manis dengan tatapan mata yang sangat tajam, memakai sweater hitam dan celana jeans menunggu mereka di sana. Fang menatap Lana seolah matanya menanyakan apakah Lana mengenalnya. Lana menjawab dengan tatapan mata yang tak kalah ragu nya. Tiba-tiba cewek itu mengangkat tangan kanannya, lalu terciptalah bola api dari telapak tangannya dan melemparkannya ke Fang. Fang dengan sigap menghindarinya dan menghindarkan Lana dari pijaran bola api itu.
Cewek itu malah semakin tertantang dengan kegesitan Fang. Bola api yang tadi dilemparkannya itu lalu mengenai tanah dan daerah sekitar tanah itu seakan gosong terbakar api panas.
“Sial, siapa dia ? Mutant juga kah ?” Umpat Fang.. “Lana, sebaiknya kau menghindar dari sini. Aku akan mengurusnya” Lanjut Fang.
Fang dengan gesit terbang rendah dan melaju ke arah wanita itu. Tiba-tiba Fang mendaratkan bogem mentah di pipi cewek itu. Cewek itu kaget dan tidak sempat untuk mengelak dari hantaman Fang. Cewek itu terpental dan menghantam salah satu tiang penyangga atap teras Lana.
“Ugh.. sial.. Kau hebat juga manusia burung. Jangan remehkan aku !! Aku Fire, dan aku tidak terkalahkan” Kata wanita itu, yang baru saja diketahui bernama Fire.
Fire berdiri sembari mengelus-elus pipinya yang menjadi korban bogem Fang tadi. Terlihat Fire begitu emosi. Ia lalu menciptakan bola api di kedua telapak tangannya dan melemparkannya lagi ke arah Fang. Fang mampu menghindarinya namun sial, bola api itu justru mengenai dinding rumah Lana yang 80% bahannya terbuat dari bahan yang mudah terbakar. Konsentrasi Fang terpecah antara menghadapi Fire atau memadamkan api yang mulai membakar dinding rumah Lana.
“Fang, kau hadapi saja dia. Aku akan mencoba memadamkan apinya” Teriak Lana dari kejauhan.
Fang memancing Fire supaya menjauh dari rumah Lana dan memberi kesempatan Lana untuk memadamkan api. Perkelahian antara Fang dan Fire berlanjut di tengah lapangan dekat rumah Lana. Fire berulang kali melemparkan bola api ke arah Fang, namun Fang bisa dengan mudah menghindarinya. Fang mencari-cari celah untuk mendekati Fire. Kesempatan itu pun tiba, Fang melaju dengan cepat dan bersiap untuk menghantam Fire. Fire kali ini lebih waspada. Ia menciptakan barrier yang terbuat dari api yang tak mungkin di lewati oleh siapapun karena panasnya api itu. Fang pun menghentikan serangannya dan langsung melangkah mundur. Fang benar-benar kehabisan akal melawan Fire. Ia sedikitpun tak bisa mendekati Fire.
Fire tersenyum, ia merasakan aroma kemenangan mendekatinya. Ia melihat Fang sudah mulai ngos-ngosan.
“So pretty boy.. Apakah kau sudah menyadari perbedaan kita ?” tanya Fire.
Fang tak menjawabnya.. Ia berkonsentrasi memulihkan tenaganya. Tenaganya terkuras hanya untuk menghindari bola-bola api yang dilemparkan Fire.
“Kau ingin melihat Final Transform ku pretty boy ?” kembali tanya Fire.
Fang menatapnya. What ?? Final Transform ?? pikir Fang. Fire mengangkat ke 2 tangannya, mengumpulan smua energi yang ada dan memusatkan di tangannya. Tubuhnya mulai di kelilingi api dan sedikit demi sedikit api itu menutupi semua tubuhnya.
“hahaha.. bagaimana sekarang ? Kau bisa melawanku ?” Tanya Fire lagi
“Kau mirip human torch dari Fantastic Four” Jawab Fang sambil tersenyum. “Tapi bedanya, kau lebih mirip Torchnya.. tidak ada seni nya sama sekali” Fang mulai berdiri dan tak takut menghadapi Fire yang seluruh tubuhnya berubah menjadi api.
“Apa kau bilang ? Sial !! Terima ini !!” seru Fire. Ia bergerak seperti semburan api yang sangat cepat menuju ke arah Fang.
Fang hanya bisa tersenyum dan tampak ia tak ingin menghindari si Fire ini. Fire langsung menubrukkan 2 tangannya ke dada Fang. Fang menjerit keras, luka bakar langsung berbekas di dada nya. Selain itu ia juga terpental 2 meter jauhnya dari posisinya semula. Fire mulai mendekatinya lagi dan mengepalkan tangan bersiap untuk menghantamkannya ke arah Fang. Tiba-tiba ia merasakan ada seseorang yang menahan tangannya. Dan bagian tangan Fire yang dipegang orang itu tiba-tiba berubah ke bentuk asli nya.
“Lana...” kata Fang pelan sembari memegangi dadanya
“Kau.. kau benar-benar tak tau sopan santun. Kau telah membakar rumahku. Menghajar temanku. Sekarang giliranku untuk menghajarmu” Kata Lana
“Tapi.. tapi kenapa kau tak terbakar ?” tanya Fire penuh rasa ingin tahu.
“Itu sesuatu yang tak perlu kau ketahui” Jawab Lana.
Lana dengan sigap menarik tangan Fire dan melemparkan Fire ke tengah lapangan. Fire jatuh terguling-guling. Lana dengan perlahan mendekatinya.
“Siapa kau.. kau bahkan tidak ada di file itu.” Tanya Fire penuh ketakutan di wajahnya.
Lana sudah terlanjur dipenuhi emosi. Rumah itu satu-satunya peninggalan neneknya. Dan di rumah itu tersimpan semua barang kenangan dari neneknya, ibunya bahkan barang-barang pemberian CK. Lana kali ini memegangi ke dua tangan Fire, dan mengangkat Fire.. Api yang menyelimuti ke dua tangan Fire menghilang seketika.
“Apa ini.. aku.. aku..” Fire belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Lana sudah mendaratkan tendangan di perut Fire. Fire terpental. Ia sekarang malah menyerupai bola sepak yang diselimuti api yang bisa dikendalikan secara bebas oleh Lana.
Lana lagi-lagi mendekati Fire secara perlahan, Fire bangkit dan kemudian menyerang Lana. Ia mencoba mendaratkan pukulan di pipi Lana, namun Lana dengan sigap mampu menghindarinya dan membalasnya dengan sebuah tendangan telak tepat di rahang Fire. Api yang menyelimuti Fire bahkan tak mampu memberikan pengaruh kepada Lana. Fire membalas tendangan tadi dengan sebuah pukulan telak di perut Lana. Namun Fire kaget, karena tak membekas sedikitpun luka bakar di tubuh Lana. Lana hanya terdorong sedikit ke belakang, ia sekarang memberikan pukulan balasan ke arah Fire. Fire mampu menangkisnya dan bahkan memberikan sebuah counter attack berupa tendangan tepat di rusuk Lana. Lana terpental 1 meter dari tempatnya tadi. Fire berlari mendekat, melompat dan mendarat tepat di perut Lana. Belum sempat Lana memulihkan kesadarannya, Fire mencoba mengangkat Lana dengan kedua tangannya.
Keanehan terjadi. Lana tersenyum menatap Fire dan kedua tangannya saat ini memegang bahu Fire.
“Kau tamat..” Kata Lana.
Lana menutup matanya, dan Fire merasakan seluruh tenaganya tersedot ke tangan Lana. Ia bahkan merasakan api yang selama ini menjadi kekuatan Fire, berontak dan ingin keluar dari tubuhnya. Fire bahkan tak mampu menahannya. Badannya terasa ingin meledak. Api mulai muncul di sekeliling Lana dan Fire. Membentuk sebuah lingkaran yang menyelimuti mereka. Lana dengan kekuatannya mengerahkan seluruh tenaganya untuk menyedot semua tenaga Fire yang diperoleh dari kryptonite. Kali ini api besar menyelimuti mereka berdua. Fire serasa ingin berontak namun ia tak bisa melepaskan diri dari cengkeraman Lana
Fang yang melihat dari jauh benar-benar kehilangan akal. Lana yang baru ia kenal, ternyata memiliki kekuatan yang begitu dahsyat. Apakah ia mutant juga ? Pikir Fang. Atau memang ada sesuatu yang misterius di sini ? Lanjut Fang. Fang melihat Lana dan Fire sekarang ini berubah menjadi bola api raksasa. Tidak ada yang bisa Fang lakukan di sini. Ia memutuskan untuk menuju rumah Lana dan mencari sesuatu yang masih bisa diselamatkan.
“uaaaaghhhhhhhhhhh.........” Fire menjerit..
“It's Finished!!” kata Lana
Fire terkulai lemas sekarang. Ia tidak mempunyai tenaga apapun. Secara tepatnya ia kini merasakan menjadi orang normal.
“Lebih baik sekarang begini, daripada kau menyalahgunakan kekuatanmu untuk hal-hal yang tidak benar” kata Lana.
“Tunggu...” Fire mencoba berdiri dan konsentrasi untuk membuat bola api. Namun ia sudah tidak mampu dan tidak punya keahlian untuk membuatnya lagi. “Sial...” lajut Fire.
“Bunuh aku sekarang.. CEPAT !!!” seru Fire.
“Tak ada untungnya membunuh kau sekarang.”
“Hahaha.. kau pasti tidak mempunyai keberanian untuk membunuhku khan ? Padahal aku telah menghilangkan semua barang, yang kemungkinan menjadi barang kenanganmu. Kau memang wanita pengecut !!” gertak Fire
Lana menatapnya dan tersenyum..
“Itu semua hanya barang. Karena kenangan yang terindah selalu tersimpan di sini” Jawab Lana sambil menunjuk dadanya.
“Sekarang tinggal kau yang harus membuktikan bahwa dirimu pengecut atau tidak. Kau mampu vertanggung jawab atas smua kejadian yang kau perbuat dan berubah menjadi normal atau tidak. Jika kau ingin mati sekarang, kau yang pengecut!” tambah Lana.
“Kenapa... kenapa kau...”
“Siapa namamu.. Fire bukan nama aslimu khan ?” Tanya Lana sembari mengulurkan tangannya mencoba menawarkan bantuan untuk membantu Fire berdiri dan sekalian berjabat tangan.
Fire menatapnya seolah ia tak percaya. Ia bahkan tak menjawab pertanyaan Lana yang menanyakan nama asli dia. Ia hanya membalas uluran tangan Lana dan mencoba untuk berdiri dengan sisa tenaganya. Lana menuntunnya menuju ke rumah yang sekarang sudah berubah bentuk menjadi reruntuhan kayu gosong.
Fang muncul tiba-tiba dan membawakan beberapa barang yang berhasil ia temukan
“Lana... dia... ok forget it. Ini mungkin bisa membuatmu sedikit tersenyum Lana.” kata Fang sambil memperlihatkan beberapa foto yang masih di pigura dengan rapi.
Lana tersenyum dan bersyukur.
“Rubie.. Rubie Stroud.. Maaf..” Kata itu muncul dari Fire.
Fang dan Lana melihat ke arah Fire. Lana melepaskan senyuman kecil sedangkan Fang masih tidak mengerti apa yang di ucapkan oleh Fire.
“Fang, jangan kau anggap dia masih sebagai musuhmu. Aku sudah membereskan masalah itu. Ok” seru Lana.
Fang masih seolah tak percaya kepada Lana. Bagaimana mungkin ia bisa melakukan itu semua.
“Tak usah khawatir Fang. Kau percaya padaku khan ?” Tambah Lana dengan tersenyum.
Fang mendekati dan mengulurkan tangan kepadanya.
“Kau harus ke rumah sakit segera. Aku akan mengantarkanmu.” kata Fang yang masih tidak percaya dengan kata-kata Lana.
Fang meminta Rubie untuk memeluknya. Rubie dengan segan menolaknya namun Fang meyakinkannya. Fang memegang pinggang Rubie dan mulai mengepakkan sayapnya. Jika Ia sedikit berontak, ia akan melepaskannya dan menerjukan Fire dengan bebas dari udara. Pikir Fang.
“Rumah sakit hanya berjarak beberapa kilo dari sini. Aku rasa aku mampu terbang sambil membawamu ke tempat tujuan.” Kata Fang.
***
“Yo Wake up gals...” Suara itu memecah keheningan para Flock yang sedang tertidur pulas.
Langsung dengan sigap Max menyuruh Flock berkumpul di belakangnya. Max bisa melihat beberapa orang asing didepan mereka. Sial.. pada saat seperti ini mereka datang. Tunggu.. aku tak merasakan hawa pemusnah. Siapa mereka ? Ada berapa mereka ? 4 ? sial.. 5 ? Aku bahkan tak tau siapa mereka. Pikir Max. Max menengeok ke arah kawanan dan ia tak dapat menemukan Fang.
“Ok sudah siapkah kalian mendapatkan kejutan ?” seru salah satu orang itu.
“Santai saja. Kita tidak akan membunuhmu. Mari kita buktikan siapa yang lebih kuat. Mutant atau meteor freak seperti kita ini.” Seru orang lainnya.
What ?? Meteor Freak?? Apa itu.. ?