Jumat, 17 April 2009

Crossover Maximum Ride - Episode 4

Episode 4 - Absorb

Smallville
Kristin_KreukasLana Lang

Maximum Ride
Alexa VegaasMaximum Ride
Max TheriotasFang
Avan JogiaasIggy
Dylan SprouseasGazzy
Parker McKenna PoseyasNudge
Brooklyn ProulxasAngel

Guest Star
kojaplover

as
Fire

BGM : Bliss - Kissing


Fang terbang lama sekali di udara. Mengitari Metropolis sambil memperhatikan secarik kertas yang ia pegang. Tertulis jelas Lana Lang, Smallville, Rumah warna coklat. Itu adalah kisi-kisi alamat yang diberikan Lana ke Fang sewaktu mereka berjalan-jalan mengenal Metropolis. Setelah terbang sejauh 160 km, bersusah payah mengamati daratan yang hampir smua rumah berwarna coklat, akhirnya Fang menemukan rumah Lana.

Aroma peternakan langsung tercium oleh Fang. Suasana yang damai, sunyi dan tenang tampak jelas di Smallville. Fang berjalan mendekati pintu rumah Lana. Ia disibukkan oleh semua pikiran negatif yang ada di otaknya. Bagaimana jika Lana tak menerimanya lagi setelah mengetahui dia adalah mutant ? Bagaimana jika Lana melaporkan ke Pentagon bahwa temannya (iya kalau dia menanggap Fang adalah teman) adalah seorang mutant ? Dan Bagaimana... Terlalu banyak pertanyaan di pikiran Fang. Fang memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah Lana. Tidak terdengar jawaban dari dalam rumah. Fang hanya bisa mengulang dan mengulang untuk mengetuk pintu Lana.

“Lana.. Maafkan aku.. aku tidak jujur padamu.. Aku bukan teman CK. Atau bahkan saudara CK. Aku hanya mutant.. seorang mutant yang tidak punya tempat tinggal. Yang selalu dikejar-kejar oleh serigala jadi-jadian hanya untuk mengembalikan kami ke Lab yang akan mengobrak-abrik tubuhku lagi. Maafkan aku Lana..” Fang secara tak sadar berbicara sendiri di depan pintu rumah Lana. Bahkan ini pertama kalinya ia berbicara kepada orang asing sepanjang itu. Ia juga tak tahu apakah Lana ada di dalam rumah atau tidak.

Pintu rumah membuka sedikit. Menandakan ada kehidupan di dalamnya. Lana menatap Fang dari balik pintu. Mencoba menghapuskan smua ketakutan yang muncul dari dalam dirinya. Ia memberanikan diri untuk mempersilahkan Fang masuk ke dalam rumahnya. Namun Fang menolaknya. Fang memegang tangan Lana, menariknya menuju ke halaman pekarangan. Lana ingin berontak tapi tak mampu. Genggaman tangan Fang sangat kuat.

“Percayalah padaku,..” kata Fang.

Lana mengikuti kemana ajakan Fang. Sampailah mereka di sebuah pekarangan luas. Fang melepaskan pegangannya dari tangan Lana. Ia berjalan menuju ke tengah pekarangan, meninggalkan Lana sendirian di tepi pekarangan. Fang berhenti tepat di tengah pekarangan, membalik badannya menghadap ke Lana, menatapnya.. Ia merentangkan sayapnya lebar-lebar. Sayapnya membentang hampir 6 meter. Lana terperangah, tangannya menutup mulutnya menunjukkan ekspresi kagetnya.

“Lana, kemarilah. Tidak ada yang perlu kau takuti.” Kata Fang. Lana mendekati Fang perlahan. Sampai ia tepat di depan Fang. Ia meraba sayap Fang, mengelusnya, dan merasakan kelembutan sayap Fang. Lana menggeser tangannya, mengelus dada Fang, “Aku tetap seorang manusia. Mempunyai hati manusia..” Kata Fang, dengan memberikan kejutan berupa pelukan. Fang memeluk Lana erat dan lepas landas ke udara dengan Lana dipelukannya.

(BGM : Bliss – Kissing)
The red light of the sun,
slowly descending.
The sky is all I see,
it's never ending.

We could fly,
you and I.
On a cloud,

Lana menjerit histeris, seakan tidak percaya. Kakinya sangat jauh dari bumi. Fang tetap memegangnya erat. Fang mengajaknya terbang mengelilingi Smallville.

“Smallville so beautiful” Kata Fang.
“Di sini kampung halamanku Fang..” Jawab Lana.
“Seandainya kami bisa menetap.. aku pasti akan memilih Smallville” Lanjut Fang.
“Di manapun.. jika kau merasa nyaman.. itu pasti akan menjadi kediaman terindahmu Fang.” Lana menatap dalam Fang..

Fang menghentikkan terbangnya secara tiba-tiba. Kini mereka berdua berdiri di udara. Fang tetap memeluk Lana dengan eratnya. Lana merasa aman berada di pelukan Fang. Mereka saling bertatapan.. Sedikit demi sedikit jarak mereka berkurang.. Lana secara tak sadar memejamkan matanya. Mencium Fang yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.

The wind plays with the leaves,
the weather turns colder.
But as long as we believe,
love doesn't get older.

We could fly,
you and I.
On a cloud,
kissing, kissing.

On a journey of the heart,
there's so much to see.
And when the sky is dark,
you'll be right here,
right here with me.

Right here with me.
Kissing.

Sambil berciuman, sedikit demi sedikit jarak mereka mendekat dengan bumi. Mereka berdua berdiri lagi tepat di atas bumi.

“Lana...”

Belum sempat Fang melanjutkan omongannya, Lana sudah menciumnya lagi.. lagi.. dan lagi.

“Oh sial.. gerimis..” teriak Fang.
“Ayo cepat kita kembali ke rumahku..” Ajak Lana.

Mereka berdua berlari menuju rumah Lana. Salah satu sayap Fang menutupi Lana, menghindarkan Lana dari tembakan air gerimis.

“Already have fun yet couple ?” seru seorang cewek

Fang dan Lana terkejut. Dilihatnya seorang cewek duduk di beranda rumah Lana. Cewek itu lalu berdiri tepat di depan pintu rumah Lana. Cewek berambut merah sebahu, tinggi sekitar 166 cm, berwajah manis dengan tatapan mata yang sangat tajam, memakai sweater hitam dan celana jeans menunggu mereka di sana. Fang menatap Lana seolah matanya menanyakan apakah Lana mengenalnya. Lana menjawab dengan tatapan mata yang tak kalah ragu nya. Tiba-tiba cewek itu mengangkat tangan kanannya, lalu terciptalah bola api dari telapak tangannya dan melemparkannya ke Fang. Fang dengan sigap menghindarinya dan menghindarkan Lana dari pijaran bola api itu.

Cewek itu malah semakin tertantang dengan kegesitan Fang. Bola api yang tadi dilemparkannya itu lalu mengenai tanah dan daerah sekitar tanah itu seakan gosong terbakar api panas.

“Sial, siapa dia ? Mutant juga kah ?” Umpat Fang.. “Lana, sebaiknya kau menghindar dari sini. Aku akan mengurusnya” Lanjut Fang.

Fang dengan gesit terbang rendah dan melaju ke arah wanita itu. Tiba-tiba Fang mendaratkan bogem mentah di pipi cewek itu. Cewek itu kaget dan tidak sempat untuk mengelak dari hantaman Fang. Cewek itu terpental dan menghantam salah satu tiang penyangga atap teras Lana.

“Ugh.. sial.. Kau hebat juga manusia burung. Jangan remehkan aku !! Aku Fire, dan aku tidak terkalahkan” Kata wanita itu, yang baru saja diketahui bernama Fire.

Fire berdiri sembari mengelus-elus pipinya yang menjadi korban bogem Fang tadi. Terlihat Fire begitu emosi. Ia lalu menciptakan bola api di kedua telapak tangannya dan melemparkannya lagi ke arah Fang. Fang mampu menghindarinya namun sial, bola api itu justru mengenai dinding rumah Lana yang 80% bahannya terbuat dari bahan yang mudah terbakar. Konsentrasi Fang terpecah antara menghadapi Fire atau memadamkan api yang mulai membakar dinding rumah Lana.

“Fang, kau hadapi saja dia. Aku akan mencoba memadamkan apinya” Teriak Lana dari kejauhan.

Fang memancing Fire supaya menjauh dari rumah Lana dan memberi kesempatan Lana untuk memadamkan api. Perkelahian antara Fang dan Fire berlanjut di tengah lapangan dekat rumah Lana. Fire berulang kali melemparkan bola api ke arah Fang, namun Fang bisa dengan mudah menghindarinya. Fang mencari-cari celah untuk mendekati Fire. Kesempatan itu pun tiba, Fang melaju dengan cepat dan bersiap untuk menghantam Fire. Fire kali ini lebih waspada. Ia menciptakan barrier yang terbuat dari api yang tak mungkin di lewati oleh siapapun karena panasnya api itu. Fang pun menghentikan serangannya dan langsung melangkah mundur. Fang benar-benar kehabisan akal melawan Fire. Ia sedikitpun tak bisa mendekati Fire.

Fire tersenyum, ia merasakan aroma kemenangan mendekatinya. Ia melihat Fang sudah mulai ngos-ngosan.

“So pretty boy.. Apakah kau sudah menyadari perbedaan kita ?” tanya Fire.

Fang tak menjawabnya.. Ia berkonsentrasi memulihkan tenaganya. Tenaganya terkuras hanya untuk menghindari bola-bola api yang dilemparkan Fire.

“Kau ingin melihat Final Transform ku pretty boy ?” kembali tanya Fire.

Fang menatapnya. What ?? Final Transform ?? pikir Fang. Fire mengangkat ke 2 tangannya, mengumpulan smua energi yang ada dan memusatkan di tangannya. Tubuhnya mulai di kelilingi api dan sedikit demi sedikit api itu menutupi semua tubuhnya.

“hahaha.. bagaimana sekarang ? Kau bisa melawanku ?” Tanya Fire lagi

“Kau mirip human torch dari Fantastic Four” Jawab Fang sambil tersenyum. “Tapi bedanya, kau lebih mirip Torchnya.. tidak ada seni nya sama sekali” Fang mulai berdiri dan tak takut menghadapi Fire yang seluruh tubuhnya berubah menjadi api.

“Apa kau bilang ? Sial !! Terima ini !!” seru Fire. Ia bergerak seperti semburan api yang sangat cepat menuju ke arah Fang.

Fang hanya bisa tersenyum dan tampak ia tak ingin menghindari si Fire ini. Fire langsung menubrukkan 2 tangannya ke dada Fang. Fang menjerit keras, luka bakar langsung berbekas di dada nya. Selain itu ia juga terpental 2 meter jauhnya dari posisinya semula. Fire mulai mendekatinya lagi dan mengepalkan tangan bersiap untuk menghantamkannya ke arah Fang. Tiba-tiba ia merasakan ada seseorang yang menahan tangannya. Dan bagian tangan Fire yang dipegang orang itu tiba-tiba berubah ke bentuk asli nya.

“Lana...” kata Fang pelan sembari memegangi dadanya

“Kau.. kau benar-benar tak tau sopan santun. Kau telah membakar rumahku. Menghajar temanku. Sekarang giliranku untuk menghajarmu” Kata Lana

“Tapi.. tapi kenapa kau tak terbakar ?” tanya Fire penuh rasa ingin tahu.

“Itu sesuatu yang tak perlu kau ketahui” Jawab Lana.

Lana dengan sigap menarik tangan Fire dan melemparkan Fire ke tengah lapangan. Fire jatuh terguling-guling. Lana dengan perlahan mendekatinya.

“Siapa kau.. kau bahkan tidak ada di file itu.” Tanya Fire penuh ketakutan di wajahnya.

Lana sudah terlanjur dipenuhi emosi. Rumah itu satu-satunya peninggalan neneknya. Dan di rumah itu tersimpan semua barang kenangan dari neneknya, ibunya bahkan barang-barang pemberian CK. Lana kali ini memegangi ke dua tangan Fire, dan mengangkat Fire.. Api yang menyelimuti ke dua tangan Fire menghilang seketika.

“Apa ini.. aku.. aku..” Fire belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Lana sudah mendaratkan tendangan di perut Fire. Fire terpental. Ia sekarang malah menyerupai bola sepak yang diselimuti api yang bisa dikendalikan secara bebas oleh Lana.

Lana lagi-lagi mendekati Fire secara perlahan, Fire bangkit dan kemudian menyerang Lana. Ia mencoba mendaratkan pukulan di pipi Lana, namun Lana dengan sigap mampu menghindarinya dan membalasnya dengan sebuah tendangan telak tepat di rahang Fire. Api yang menyelimuti Fire bahkan tak mampu memberikan pengaruh kepada Lana. Fire membalas tendangan tadi dengan sebuah pukulan telak di perut Lana. Namun Fire kaget, karena tak membekas sedikitpun luka bakar di tubuh Lana. Lana hanya terdorong sedikit ke belakang, ia sekarang memberikan pukulan balasan ke arah Fire. Fire mampu menangkisnya dan bahkan memberikan sebuah counter attack berupa tendangan tepat di rusuk Lana. Lana terpental 1 meter dari tempatnya tadi. Fire berlari mendekat, melompat dan mendarat tepat di perut Lana. Belum sempat Lana memulihkan kesadarannya, Fire mencoba mengangkat Lana dengan kedua tangannya.

Keanehan terjadi. Lana tersenyum menatap Fire dan kedua tangannya saat ini memegang bahu Fire.

“Kau tamat..” Kata Lana.

Lana menutup matanya, dan Fire merasakan seluruh tenaganya tersedot ke tangan Lana. Ia bahkan merasakan api yang selama ini menjadi kekuatan Fire, berontak dan ingin keluar dari tubuhnya. Fire bahkan tak mampu menahannya. Badannya terasa ingin meledak. Api mulai muncul di sekeliling Lana dan Fire. Membentuk sebuah lingkaran yang menyelimuti mereka. Lana dengan kekuatannya mengerahkan seluruh tenaganya untuk menyedot semua tenaga Fire yang diperoleh dari kryptonite. Kali ini api besar menyelimuti mereka berdua. Fire serasa ingin berontak namun ia tak bisa melepaskan diri dari cengkeraman Lana

Fang yang melihat dari jauh benar-benar kehilangan akal. Lana yang baru ia kenal, ternyata memiliki kekuatan yang begitu dahsyat. Apakah ia mutant juga ? Pikir Fang. Atau memang ada sesuatu yang misterius di sini ? Lanjut Fang. Fang melihat Lana dan Fire sekarang ini berubah menjadi bola api raksasa. Tidak ada yang bisa Fang lakukan di sini. Ia memutuskan untuk menuju rumah Lana dan mencari sesuatu yang masih bisa diselamatkan.

“uaaaaghhhhhhhhhhh.........” Fire menjerit..

“It's Finished!!” kata Lana

Fire terkulai lemas sekarang. Ia tidak mempunyai tenaga apapun. Secara tepatnya ia kini merasakan menjadi orang normal.

“Lebih baik sekarang begini, daripada kau menyalahgunakan kekuatanmu untuk hal-hal yang tidak benar” kata Lana.

“Tunggu...” Fire mencoba berdiri dan konsentrasi untuk membuat bola api. Namun ia sudah tidak mampu dan tidak punya keahlian untuk membuatnya lagi. “Sial...” lajut Fire.

“Bunuh aku sekarang.. CEPAT !!!” seru Fire.

“Tak ada untungnya membunuh kau sekarang.”

“Hahaha.. kau pasti tidak mempunyai keberanian untuk membunuhku khan ? Padahal aku telah menghilangkan semua barang, yang kemungkinan menjadi barang kenanganmu. Kau memang wanita pengecut !!” gertak Fire

Lana menatapnya dan tersenyum..

“Itu semua hanya barang. Karena kenangan yang terindah selalu tersimpan di sini” Jawab Lana sambil menunjuk dadanya.

“Sekarang tinggal kau yang harus membuktikan bahwa dirimu pengecut atau tidak. Kau mampu vertanggung jawab atas smua kejadian yang kau perbuat dan berubah menjadi normal atau tidak. Jika kau ingin mati sekarang, kau yang pengecut!” tambah Lana.

“Kenapa... kenapa kau...”

“Siapa namamu.. Fire bukan nama aslimu khan ?” Tanya Lana sembari mengulurkan tangannya mencoba menawarkan bantuan untuk membantu Fire berdiri dan sekalian berjabat tangan.

Fire menatapnya seolah ia tak percaya. Ia bahkan tak menjawab pertanyaan Lana yang menanyakan nama asli dia. Ia hanya membalas uluran tangan Lana dan mencoba untuk berdiri dengan sisa tenaganya. Lana menuntunnya menuju ke rumah yang sekarang sudah berubah bentuk menjadi reruntuhan kayu gosong.

Fang muncul tiba-tiba dan membawakan beberapa barang yang berhasil ia temukan

“Lana... dia... ok forget it. Ini mungkin bisa membuatmu sedikit tersenyum Lana.” kata Fang sambil memperlihatkan beberapa foto yang masih di pigura dengan rapi.

Lana tersenyum dan bersyukur.

“Rubie.. Rubie Stroud.. Maaf..” Kata itu muncul dari Fire.

Fang dan Lana melihat ke arah Fire. Lana melepaskan senyuman kecil sedangkan Fang masih tidak mengerti apa yang di ucapkan oleh Fire.

“Fang, jangan kau anggap dia masih sebagai musuhmu. Aku sudah membereskan masalah itu. Ok” seru Lana.

Fang masih seolah tak percaya kepada Lana. Bagaimana mungkin ia bisa melakukan itu semua.

“Tak usah khawatir Fang. Kau percaya padaku khan ?” Tambah Lana dengan tersenyum.

Fang mendekati dan mengulurkan tangan kepadanya.

“Kau harus ke rumah sakit segera. Aku akan mengantarkanmu.” kata Fang yang masih tidak percaya dengan kata-kata Lana.

Fang meminta Rubie untuk memeluknya. Rubie dengan segan menolaknya namun Fang meyakinkannya. Fang memegang pinggang Rubie dan mulai mengepakkan sayapnya. Jika Ia sedikit berontak, ia akan melepaskannya dan menerjukan Fire dengan bebas dari udara. Pikir Fang.

“Rumah sakit hanya berjarak beberapa kilo dari sini. Aku rasa aku mampu terbang sambil membawamu ke tempat tujuan.” Kata Fang.

***

“Yo Wake up gals...” Suara itu memecah keheningan para Flock yang sedang tertidur pulas.

Langsung dengan sigap Max menyuruh Flock berkumpul di belakangnya. Max bisa melihat beberapa orang asing didepan mereka. Sial.. pada saat seperti ini mereka datang. Tunggu.. aku tak merasakan hawa pemusnah. Siapa mereka ? Ada berapa mereka ? 4 ? sial.. 5 ? Aku bahkan tak tau siapa mereka. Pikir Max. Max menengeok ke arah kawanan dan ia tak dapat menemukan Fang.

“Ok sudah siapkah kalian mendapatkan kejutan ?” seru salah satu orang itu.

“Santai saja. Kita tidak akan membunuhmu. Mari kita buktikan siapa yang lebih kuat. Mutant atau meteor freak seperti kita ini.” Seru orang lainnya.

What ?? Meteor Freak?? Apa itu.. ?

Sabtu, 28 Maret 2009

Crossover Maximum Ride - Episode 3

Episode 3 – The Flock



Cast :
Smallville
PudelasClark Kent
Kristin_KreukasLana Lang
Michael RosenbaumasLex Luthor

Maximum Ride
Alexa VegaasMaximum Ride
Max TheriotasFang
Avan JogiaasIggy
Dylan SprouseasGazzy
Parker McKenna PoseyasNudge
Brooklyn ProulxasAngel
Alex PettyferasAri

Guest Star
Ollie20asJenderal Ollie
charmed4everasIce
kojaploverasFire
lady_mannequinasWind
Miura HarumaasEarth
Taylor LautnerasShadow

OST Disturbed - Going Down With The Sicknes

Liberation Fortress, Pinggiran Kota Metropolis

“Ayo cepat.. Jika kalian lembek seperti ini, waktuku akan terbuang percuma. Cepat !!!” Seru seorang wanita dari kejauhan.

Beberapa orang segera mengangkat box-box yang entah isinya apa. Liberation Fortress merupakan kamp pelatihan yang didirikan oleh Lex Luthor untuk melatih para meteor freak menjadi senjata yang mematikan. Tentu saja jika digabungkan dengan limpahan dana dan teknologi yang dikembangkan Lex Luthor, hal itu akan menjadi sesuatu yang sangat berbahaya.

Lex mendirikan sebuah fortress di pinggiran kota Metropolis dengan tujuan menjauhkan fortress itu dari pandangan masyarakat. Bangunannya terbuat dari beton dan berbentuk setengah oval dengan menara yang menjulang tinggi tepat di tengah-tengahnya.Walaupun namanya Liberation Fortress, tampak terlihat bahwa meteor freak yang didalamnya tak merasakan inti dari Liberate. Mereka seperti terkekang dan selalu dipaksa untuk mengikuti perintah atasan. Namun ada juga beberapa yang mengabdikan dirinya kepada Lex Luthor karena telah merasa diselamatkan oleh Lex Luthor. Mereka bukan mutant seperti Max dan kawanannya, mereka hanya orang-orang yang kurang beruntung-atau mungkin beruntung- menjadi korban dari hujan meteor yang terjadi di smallville beberapa tahun silam.

“Jendral, smuanya sudah siap. Perintah sudah dilaksanakan dengan sempurna. Laporan selesai.” Kata salah satu orang berseragam menyerupai tentara pasukan elit.

“Laporan diterima. Segera informasikan kepada Ice, Fire, Wind, Earth dan Shadow untuk segera berkumpul di hangar!!” Jawab wanita itu yang ternyata jabatannya adalah seorang jenderal.

“Yes, Mam!!”

“Panggilan kepada Ice, Fire, Wind, Earth dan Shadow, untuk segera berkumpul di hangar secepatnya. Sekali lagi panggilan kepada Ice, Fire, Wind, Earth dan Shadow, untuk segera berkumpul di hangar secepatnya. Terima kasih.” Suara itu terdengan keras di beberapa pengeras suara.

Meteor Freak Dorm
“Saatnya kita melakukan tugas yang sebenernya guys, packing your bag.. and lets go.” seru Ice memimpin teman-temannya

“Cihai.. kita akan membakar sesuatu.. iya khan Ice ?” Jawab Fire dengan semangat menggebu-gebu.

“Hmm.. whatever” kata si Wind.

“Apa yang akan kita lakukan Ice ? Kita bahkan belum pernah terjun di direct combat.” Tanya Earth dengan wajah penuh keraguan dan ketakutan.

“Itulah alasan kenapa kita selama ini dilatih di sini. Untuk menjadi kuat dan siap menghadapi musuh yang mungkin lebih kuat dari kita.” jawab Ice. “Dimana Shadow ? Sial dia selalu aja mencari masalah di saat penting seperti ini” tambah Ice.

“Wow hati-hati Ice. Kau harusnya lebih waspada saat berbicara.” Suara shadow terdengar di penjuru ruangan, namun tidak diketahui dimana orangnya.

Itulah kekuatan Shadow. Ia bisa menjadi invisible selama dia ada ditempat yang mendukung terbentuknya suatu bayangan. Bahkan ia sering mengelabui teman-temannya sendiri dan berbuat usil ke mereka. Dengan kemampuannya ini, dia sangat berguna untuk menjadi mata-mata.

“Ok.. lets go to hangar.” Pimpin Ice.

Liberation Fortress Hangar
Jenderal wanita itu telah menunggu mereka di hangar. Terlihat 2 helikopter telah siap untuk mengangkut mereka. Lex Luthor langsung keluar dari salah satu helikopter dan menyapa mereka semua.

“Jendral Ollie, apakah tim mu sudah siap ? Misi ini bukan sembarang misi dan harus diselesaikan dengan sempurna. Aku tidak mau mendengar alasan apapun untuk suatu kegagalan yang tim mu lakukan. Kau mengerti Jendral Ollie ?” kata Lex

“Yes Sir!!” Jawab Ollie. Ollie langsung berbalik badan dan menuju ke tim nya. “Ok Guys, ini adalah misi kalian” Ollie sembari memberikan map yang berisikan kertas-kertas informasi kepada Ice.

“Wow.. this is fantastic.. and will be fun-tastic” teriak Fire. “Kita akan benar-benar menghadapi musuh yang kuat. Mereka mutant.. huhuhu mutant..” Tambah Fire.

“Max, Maximum Ride..” Gumam Ice

“Ada apa Ice ?” tanya Wind ke Ice

“Oh uhm.. tidak pa-pa.” jawab Ice dengan wajah yang tidak seperti biasanya. Maximum Ride, pemimpin mutant bersayap. Seorang wanita, oh mungkin bukan, gadis.. menjadi pemimpin ? Hahahaha.. ini pasti becanda. Aku bisa mengalahkannya dengan mudah. Tapi raut muka Ice jelas-jelas tidak menunjukkan ke-optimisan. Melainkan aroma persaingan.

“Ice.. Hey Ice” seru Earth sembari menepuk bahu Ice. “Wah.. wah.. Ice mencurigakan. Jangan-jangan kau jatuh cinta nih ke... siapa namanya.. Maximum Ride. Wahahahha jatuh cinta pandangan pertama nih.” Canda Earth.

“Kau jangan becanda Earth. Aku hanya membaca profilnya. Jikalau nanti aku berhadapan dengannya, aku sudah siap untuk menghajarnya.”

“Ugh alasan klise Ice.” Shadow menyeletuk.

“Sudah jangan bercanda. Ayo kita siap-siap dan langsung berangkat.” Wind menengahi. Ia langsung mengambil backpacknya dah berjalan menuju helikopter meninggalkan teman-temannya.

“Hmm.. anak anak yang complex Jenderal. Karena itulah aku menunjukmu untuk memimpin mereka. Kau tahu alasannya khan ?” Kata Lex kepada Ollie.

Ollie hanya melirik Lex dan menundukkan kepalanya. “Aku akan berusaha semampuku.”

***

METROPOLIS
Matahari pagi itu juga tak kalah terangnya menyinari tempat persembunyian Max dan kawan-kawan. Semua kawanan telah terbangun dari tidurnya. Mereka berjalan tepi gedung.. merentangkan sayap mereka yang rata rata panjangnya 3 sampai 4 meter itu. Sayap mereka terlihat sangat indah, memantulkan sinar matahari pagi waktu itu.

“Hmm Max.. aku lapar. Bagaimana kalau kita cari makan dulu, setelah itu kita baru mencari Fang. Metropolis sangat luas. Akan sangat sulit jika kita kelaparan sewaktu mencari Fang.” Tanya Nudge dengan sedikit nada rayuan.

Kawanan yang lainpun menatap Max dengan tatapan sayu. Mengharapkan Max meng-iyakan ajakan Nudge.

“Ok Flocks.. Kita makan dulu. Tapi kita tidak bisa terbang di atas Metropolis. Akan sangat mencolok bagi orang-orang di bawah kita. Lebih baik kita membaur dengan orang-orang sekitar. Kita cari restoran cepat saji saja. Kita bisa order dengan cepat. Jadi jika pemusnah datang, setidaknya perut kita sudah terisi sedikit makanan.” Jelas Max.

Tapi wajah Max tidak seceria biasanya. Kawanan juga menangkap sesuatu yang membuat Max gelisah hari itu. Yang pasti ketidakjelasan keberadaan Fang telah membuat perasaan Max sedih. “Ikuti kata hatimu. Pimpin mereka. Kau adalah calon penyelamat dunia. Kau sudah melakukan yang terbaik dengan menjaga perasaan Idgy, Nudge, Gazzy dan Angel tidak jatuh. Lakukan yang terbaik” Kata suara di kepala Max. Max mengumpat dalam hati. Menyalahkan suara yang selalu muncul di situasi yang tidak pas. Max mempunyai kelebihan dalam dirinya. Ada suara di dalam kepalanya yang selalu mengganggu dia. Suara itu seperti orang ke dua dalam diri Max. Berkata-kata pada saat tidak diminta.. dan selalu diam saat Max membutuhkan atau bertanya pada suara itu.

Saat itu juga Max dan kawanannya menemukan restoran cepat saji yang cukup ramai. Max menjatuhkan pilihan pada restoran itu karena dia berpikir dalam keramaian, kalaupun ada pemusnah, pemusnah akan terhambat dengan adanya orang-orang di sekitar mereka. Mereka masuk dan memesan di counter.

“Beef Burger 2, Kentang goreng 3 porsi, dan.. Coke 2 gelas.” Seru Angel.

“Aku sama...” tambah Gazzy

“Mm.. Chicken Steak 2, Burger 1, dan Vanila Latte 2” Kata Iggy

“Paket Combo 2, 2 porsi saja.. ditambah Coke ya..” Nudge ikutan memesan.

“Hah.. itu buat kalian semua ? Apa kalian mampu...” tanya penjaga kasir kebingungan

“Sudah, tolong pesanan mereka cepat di proses ya.. Aku pesan Beef Burger 2, Chicken Steak 1 dan Coke 2 gelas. Kami pasti bayar kok.” Jawab Max sambil menyodorkan kartu kredit ke penjaga kasir.

Setelah pesanan mereka di proses dan di hidangkan. Mereka memilih tempat duduk di pojok belakang, di dekat jalan keluar darurat. Dengan pertimbangan jika Pemusnah datang dari pintu masuk, mereka ada cukup waktu untuk keluar. Mereka makan dengan sangat nikmatnya. Sampai tak sadar mereka menjadi pusar perhatian para tamu restoran tersebut. Tiba-tiba secara tidak sengaja mereka melihat sosok orang yang mereka kenali.

“Itu Fang..” Kata Angel sambil menunjuk seseorang.

“Fang!!.. Fang!!” Teriak Nudge.

Max berdiri mencoba mencari orang yang dimaksud oleh Angel dan Nudge. Dan benar itu adalah Fang. Fang mendengar panggilan Nudge dan menghampiri mereka. Mereka langsung berpelukan seperti tidak bertemu beberapa tahun.

“Fang.. aku kira kau....” Max menatap Fang sambil menitikkan air mata..

“Aku tidak apa-apa..” Jawab Fang menenangkan Max. Sembari ia mengusap air mata Max. “Seseorang menolongku. Nanti kalian kukenalkan padanya.”

“hihihi.. Lihat Fang.. baru 1 hari berkeliaran sendirian, dia sudah menggandeng cewek” canda Gazzy ke Iggy sambil melirik wanita yang tadi masuk ke restoran bersama Fang.

“Cewek? Cantik kah? Akan sangat buruk jika cewek itu lebih cantik dari Max” balas Iggy.

Mereka berdua tertawa terbahak-bahak, melirik Max.. dan menyadari Max melotot ke arah mereka berdua.

“Sorry.. Ini Lana. Dia teman orang yang sudah menyelamatkanku. Aku memintanya untuk mengenalkan Metropolis padaku. Lana, ini teman-temanku.”

Fang mengenalkan Lana pada kawanan. Lalu Max mempersilahkan Lana untuk duduk 1 meja dengan mereka. Tatapan curiga kembali muncul di mata Lana. Fang hanya tersenyum manis pada Lana. Tampak Lana ingin mengajukan pertanyaan pada Fang dan kawanan. Belum sempat bertanya.. mereka di kejutkan oleh teriakan Max..

“Pemusnah!!” Teriak Max..

* OST Disturbed - Going Down With The Sickness *

Max mempunyai insting yang sangat tajam. Ia bisa merasakan jika ada pemusnah berkeliaran di sekitar mereka. Ini merupakan keuntungan The Flock mempunyai pemimpin seperti Max. Jika ditambah Fang, mereka mempunyai pemimpin dan pelindung yang kuat.

5 manusia langsung berubah menjadi pemusnah dan berlari kearah para kawanan. Mereka sangat emosi mengetahui penyamaran mereka terbuka oleh Max.

“Lana cepat pergi.. Cepat !!!!” Teriak Max ke Lana.

Para kawanan langsung mendobrak pintu darurat dan keluar dari restoran melalu pintu belakang. Sedangkan Lana melarikan diri dari kekacauan yang terjadi di restoran itu. Teriakan-teriakan [bigno]ikkan telinga datang dari para tamu yang tampak histeris melihat werewolf berlarian di antara mereka.

Max dan kawan-kawan langsung memutuskan untuk keluar melalui pintu belakang dan terbang ke udara bebas. Para pemusnah ikut terbang untuk mengejar mereka. Perkelahian hebat terjadi di udara. Banyak warga Metropolis yang menontonnya dari bawah. Angel, dengan kemampuan mempengaruhi pikiran.. menyuruh salah satu pemusnah untuk mengatupkan sayapnya dan terjun bebas ke bumi. Dan salah satu pemusnah bertindak seperti kemauan Angel. Ia mengatupkan sayap.. dan terjun bebas ke jalanan Metropolis. Suara benturan pun terdengar sangat kerasnya saat tubuh Pemusnah bertemu dengan aspal Metropolis. Angel menjadi sangat menakutkan di saat pertempuran seperti ini.

Iggy, Nudge dan Gazzy menghadapi 2 pemusnah sekaligus. Salah satu pemusnah memukul rahang Iggy.. Iggy sempoyongan.. pukulan itu berhasil membuat Iggy hilang keseimbangan di udara untuk sementara. Nudge membalasnya dengan tendangan yang keras di rusuk salah satu pemusnah. Suara tulang patah pun terdengar dari rusuk pemusnah. Pemusnah berteriak kesakitan, dan itu saat yang tepat buat Gazzy untuk memasukkan beberapa butir bom ke dalam mulut pemusnah. BHUAM!!! pemusnah itu hancur lebur karena ledakan bom gazzy. Iggy tak melepaskan pemusnah yang satu nya lagi. Ia berputar ke belakang pemusnah itu, menyilangkan tangannya tepat di leher pemusnah dan mencekiknya. Nudge menghantam perut pemusnah itu dengan sekuat tenaga. Gazzy mendekat dan menggantungkan beberapa bom di sayap pemusnah itu. Iggy buru-buru melepas pemusnah itu dan menjauh bersama Nudge dan Gazzy. BHUAM!!! sekali lagi terdengar bunyi ledakan. Kali ini sayap pemusnah itu terlepas dari tubuhnya dan pemusnah itu terjun bebas ke bumi.

Salah satu pemusnah berhasil memukul telak Max di pipinya dan membuat tubuh Max memutar di udara. Max memanfaatkan momentum putarannya itu untuk menghasilkan tendangan yang lebih bertenaga ke arah kepala pemusnah itu. KRAK!! tampaknya tulang leher pemusnah itu patah. Max langsung mendekati pemusnah itu dan mendaratkan pukulan di perut pemusnah. Ia mengkombinasikan dengan uppercut di rahang pemusnah itu. Seketika pemusnah itu jatuh ke bumi.

Fang berhadapan dengan Ari. Pemimpin dari para pemusnah, dan merupakan pemusnah terkuat diantara pemusnah lainnya. Dengan mata yang penuh aroma dendam, Fang meladeni perkelahian sengit dengan Ari. Ari mencoba memukul Fang, namun Fang bisa menghindarinya dan melayangkan pukulan ke perut Ari. Belum sempat rasa sakit menghilang dari perutnya, Ia mendapatkan hadiah tendangan telak dari Fang tepat di wajahnya. Fang memutar ke belakang Ari dan memegang sayap Ari. “Apa kau pernah merasakan sayapmu patah? Dan terjun bebas ke bumi ?” Tanya Fang dengan nada tinggi. “Ini rasanya!!!!!!!!” Fang memegang kedua sayap Ari dengan kedua tangannya. Ditapakkan kaki Fang di punggung Ari, Lalu Fang mendorong Ari dengan kakinya dengan tetap memegang sayap Ari dengan kuat. KRAK!! KRETEK... KRETEK... sayap Ari patah di beberapa bagian. Ari limbung di udara dan tak dapat mempertahankan ketinggiannya. Ia jatuh ke bumi dengan cepatnya. Namun Fang tak melepaskannya begitu saja. Ia terbang secara cepat ke arah menjemput jatuhnya Ari.. dan menambahinya dengan 1 tendangan terakhir yang tepat mengarah ke rusuknya.

Max yang melihatnya membiarkan Fang dibakar emosi. Baru pertama kali ini Max melihat Fang begitu emosinya. Menghajar Ari seperti kesetanan. Max berusaha mengerti apa yang dirasakan Fang. Namun ia sendiri juga merasa gemetar. Fang berubah menjadi pembunuh seperti itu. Mungkin hilangnya Fang selama satu malam kemarin adalah hasil kerja dari Ari yang menghajar Fang begitu parah.

Lana melihat secara langsung pertempuran itu dari bawah. Begitu juga dengan penduduk Metropolis. Mereka disuguhi pertempuran yang sepertinya hanya bisa disaksikan di acara-acara superhero televisi. Kali ini benar-benar nyata terjadi di depan mata mereka. Dari kejauhan tampak 5 manusia juga mengamati perkelahian itu.

“Mantap.. Kuat.. Lincah dan tampaknya menyenangkan” Kata Fire.

“It's over. Ayo kita kembali ke markas.” Ajak Ice

“Tapi Ice, kita bisa menangkap mereka sekarang.. Kalau kau tak mau, biar aku saja yang terjun sendirian ke medan pertempuran itu” Jawab Fire penuh emosi.

Wind langsung menggandeng tangan Fire dan membisikkan sesuatu kepada Fire. Entah apa yang dibisikkan Wind sehingga bisa membuat Fire sedikit melunak. Wind merupakan kekuatan tersembunyi di tim ini. Dia adalah orang yang bisa dipercaya dan bisa menenangkan teman-temannya. Bagaimana ia berbicara, memanfaatkan emosi, dan mulai melakukan pendekatan. Itulah kemampuan Wind.

Kabar ini pun tak lepas dari telinga Clark. Dengan kecepatannya Clark juga hadir di area pertempuran itu. Ia dengan cepat mengenali bahwa Fang salah satu di antara mereka. Namun Clark tidak mau bertindak gegabah. Ia membaur dengan kerumunan dan hanya melihat Fang dan teman-temannya dari bawah.

“Guys.. lebih baik kita cepat-cepat pergi dari sini” Seru Max sambil menunjukkan kepada kawanan bahwa mereka telah menjadi tontonan.
“Yup.. lebih cepat, lebih baik.” Tambah Fang. Fang mencoba melihat ke bawah. Dan ia melihat wajah Lana di kerumunan orang. Ia juga melihat Clark ada di situ. Sorry.. gumam Fang.

* End of OST *

Max dan kawanannya terbang menjauh dari tempat itu, kembali ke tempat peristirahatan mereka semalam. Mereka berenam kembali berkumpul dan menjadi 1 keluarga.

***

Max tidak bisa melepaskan pandangannya dari Fang. Dia mendekati Fang lalu duduk di sebelah Fang. Menyandarkan kepalanya di bahu Fang. Fang membelai rambut Max yang tampak lebih berkilau ketika tersiram cahaya matahari terbenam. Fang menatap Max dan memberikan senyum kepadanya. Senyuman itu membuat Max semakin nyaman dan damai. Fang membiarkannya tertidur di bahunya sore itu. Iggy, Nudge, Gazzy dan Angel sudah tertidur duluan di samping Fang dan Max. Pertempuran siang itu di Metropolis membuat mereka lelah.

Fang perlahan-lahan memindahkan kepala Max dari bahunya dan mencarikan posisi tidur yang nyaman bagi Max. “Max, Flocks.. aku tidak akan meninggalkan kalian.. aku pergi sebentar..” bisik Fang ke telinga Max. Fang berjalan menuju tepian gedung. Merentangkan sayapnya.. begitu indah.. bahkan sangat sangat indah.. sayap gelap Fang sangat indah saat di rentangkan, memantulkan sinar matahari kesorean itu. Fang menengok Max sebentar dan dia langsung lepas landas ke angkasa.

***

To be Continued

Crossover Maximum Ride - Episode 2

Episode 2 – First Impression



Cast :
Smallville
PudelasClark Kent
nenok_cuantikasLois Lane
Kristin KreukasLana Lang
Michael RosenbaumasLex Luthor

Maximum Ride
Max TheriotasFang

Guest Star
aLpheenLiebeasAlphen

Sinar matahari masuk dan menyinari ruangan apartment CK. Fang sudah bisa memainkan sayapnya yang patah. Ia mencoba untuk merentangkan sayapnya dan menutupnya berulangkali. Tampak rasa sakit sudah tidak dirasakannya lagi. Fang bangkit dari tempat tidur, melihat sekeliling, mencoba mencari dimana Clark berada. Namun ia tak menemukannya. Ia mencoba mengenali apartment CK dengan jalan berkeliling dari ruangan ke ruangan. Ia memutuskan untuk menuju dapur, mencari secuil makanan. Matanya tertuju ke secarik kertas yang warnanya sangat mencolok.

To: Fang
Sorry Fang, aku harus berangkat kerja pagi-pagi. Ada deadline yang harus aku tepati. Kalau kau lapar, ada makanan di dalam kulkas. Tapi sebelumnya jangan lupa memanasinya dulu ya.. Kau tentunya tak mau makan makanan keras dan beku. Anggap aja apartmentmu sendiri.

Your friend,
Clark

Fang menyiapkan makanannya sendiri. Ini pertama kalinya Fang menyiapkan makan paginya sendiri. Selama ini Fang selalu disiapkan makanan oleh Max. Fang mencoba melahap apa saja yang menarik perhatiannya. Mulai dari daging ayam, daging sapi, sosis, spaghetti, burger dan lain lain. Maklum, sebagai mutant, nafsu makan Fang memang susah dikendalikan. Bahkan dia bisa menghabiskan berkilo-kilo daging sapi dalam waktu 10 menit jika dia sedang kelaparan. Selesai makan, Fang menyegarkan badannya dengan mandi air panas. Sangat enak hidup di sebuah apartment. Jika saja kami para kawanan bisa tinggal di tempat ini dalam jangka waktu yang lama. Pikir Fang selama badannya dihujani oleh air panas.

***

OQ's Plane
“OQ.. apakah kau bisa mencarinya ?” Tanya CK ke OQ
“Ini akan jadi hal yang sangat sulit. Aku saja belum pernah melihatnya” Balas OQ
“Hmm.. aku mengandalkanmu OQ. Cari semua informasi tentangnya. Untuk hal ini aku benar-benar mulai mencurigai Lex.”

OQ menatap CK, dan secara sadar meng-iyakan kata-kata CK.

“Tampaknya kali ini kita benar-benar kesulitan CK. Selama ini hanya meteor freak lah yang mampu melakukan hal seperti itu. Apakah anak itu juga meteor freak ? Aku rasa tidak. Aku benar-benar yakin dia murni hasil persilangan DNA dan bahan percobaan dari suatu Lab. Dengan kata lain dia memang sengaja diciptakan. Nah Lab manakah itu ? Itu yang sulit untuk ditelusuri. Lalu apakah hanya dia ? Atau ada yang lain ? CK apa kau yakin dengan semua ini ? Dengan membawa dia ke apartment mu ? Aku yakin sesaat dia sadar, dia langsung melarikan diri.”
“Kau sudah hebat ya ? Menembakku dengan banyak pertanyaan. Kondisinya pasti masih belum fit benar. Lagipula sepertinya dia tidak berasal dari metropolis. Dia tak kan tau arah dan jalanan di Metropolis.”
“CK !!!! Dia punya SAYAP!!! Dia bisa TERBANG !!! TERBANG CK !!! metropolis bisa dia lahap hanya beberapa menit.” OQ melotot ke CK..
“Oh Sial!!”

CK memanfaatkan kecepatannya yang secepat kilat mencoba kembali ke Apartment nya.

***

Sementara itu,..
Suara ketukan terdengar di pintu apartment CK. Fang langsung memakai pakaiannya dan mendekati pintu dengan penuh rasa awas. Jangan.. Jangan kirim pemusnah sekarang. Fang memohon dalam hati. Fang mengintip dari lubang pintu. Cewek? Apa dia pemusnah jenis baru ? Keraguan demi keraguan mulai mengisi pikiran Fang.

“CK, apa kau ada didalam ? Ini Lana...” Seru Lana dari balik pintu apartment CK.
Lana? Setidaknya aku sudah mengetahui namanya. Aku rasa dia teman CK. Tapi bagaimana jika bukan? Bagaimana jika dia pemusnah ? Sial.. apa yang harus aku lakukan ? Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya.. Aku rasa aku sudah siap untuk bertarung lagi.

Fang membukakan pintu. Lana tampak begitu kaget melihat Fang. Lana bahkan tak bisa melepaskan pandangannya dari Fang. Cowok keren, berambut acak-acakan, kurus dan tinggi berdiri didepannya, yang diyakini bahwa dia tipe cowok yang diidamkan semua wanita. Siapa juga yang tidak tertarik melihat Fang. Bahkan bisa dijamin, wanita manapun pasti mudah ditaklukan oleh Fang jika ia bersikap aktif dan tidak sok cool. Begitu juga sebaliknya. Fang juga tak bisa melepaskan pandangannya dari Lana. Wanita cantik itu telah menarik perhatian Fang. Tapi Fang segera mengalihkan pikirannya untuk tidak tergiur dengan keindahan Lana dan menjadi lebih waspada

“Sorry.. Clark tidak ada. Dia sudah berangkat kerja.” Jawab Fang sambil mengatupkan sayapnya sedikit demi sedikit di balik punggungnya. Sangat tidak lucu jika ketahuan ada mutant di apartment CK. Ia berharap Lana belum sempat melihat sayapnya itu.
“Kau siapa?” balas Lana
“Uhm.. Aku.. ” Jawab Fang sedikit bingung. Jika dia benar-benar pemusnah, dan aku bertarung dengannya disini, pastinya hal itu akan menarik perhatian para penghuni apartment. Lebih baik aku mengajaknya masuk kedalam. Jika terjadi sesuatu mencurigakan, aku bisa langsung terbang keluar melalui jendela. “Bagaimana jika kita membahas itu di dalam aja” Lanjut Fang.
“Ok..”

Baru kali ini Fang mengalami kegugupan yang luar biasa di depan wanita. Ada perasaan aneh pada dirinya. Fang tak tau apa maksud dari perasaannya itu. Fang juga bingung harus melakukan apa selama ada Lana didalam apartment Clark. Fang langsung menyambar jaketnya dan memakainya untuk menyembunyikan tonjolan di punggungnya yang merupakan sayap Fang. Ia mendekat ke jendela dan sudah bersiap-siap untuk melakukan take-off jika di butuhkan.

“Silahkan duduk” kata Fang.
“Thanks..”
“Sorry.. Clark tidak ada di sini.”
Lana menatapnya sambil tertawa kecil.. “Bukannya kau tadi sudah bilang kalau CK sedang bekerja ?”
“Oh.. maaf” jawab Fang sambil menundukkan kepala untuk menutupi rasa malunya. Dia memanggil Clark dengan sebutan CK. Setidaknya aku sudah yakin kalau dia bukan pemusnah.
“O iya, kau belum menjawab pertanyaanku. Siapa kau ?”
“Oh aku.. Aku saudara Clark” Jawab Fang.
“Kau pasti bohong.” Timpal Lana dengan tatapan yang mencurigakan.
“Menurutmu ?”
“Seharusnya kau yang menjelaskan.” Tantang Lana sembari ia bangkit dari kursinya dan berjalan mendekat ke Fang.

Sial!! apa yang harus kulakukan. Apa aku harus jujur padanya kalau aku mutant ? Clark aja belum tahu.. bagaimana aku bisa terus terang pada Lana. Pikir Fang.
“Ok.. aku jujur.. Aku teman Clark. Sebenarnya aku kehabisan uang dalam perjalanan ke Metropolis. Dan kebetulan aku ingat Clark. tinggal di Metropolis. Jadi aku menghubungi dia dan menanyakan padanya apa aku bisa tinggal disini. Ternyata Clark menerimaku dengan senang hati.” Jawab Fang dengan lugas.

Lana menatap mata Fang. Fang membalasnya dengan tatapan yang tajam. Hanya untuk meyakinkan Lana bahwa dia tak berbohong.

“Hmm.. ternyata numpang nginap ya ?” Canda Lana sambil tersenyum kecil mengejek Fang.
“Lana.. bisa aku minta tolong ?” tanya Fang
“ada apa ?”
“Aku baru datang ke metropolis. Bisakah kau mengajakku berkeliling sebentar dan memperkenalkan Metropolis padaku ?”
“Hahaha.. cara yang bagus Fang.. kau mencoba mengajakku kencan dengan cara seperti itu ?”
“So.. kau bersedia atau tidak ?” Tanya Fang lagi sambil tersenyum manis pada Lana.
“Ok.. siapa tau berjalan dengan sempurna.. Hahahaha” Jawab Lana sambil tertawa.

Fang langsung bersiap-siap dan memberi kode ke Lana bahwa sekarang saatnya mereka berdua meninggalkan apartment Clark. Hanya selang beberapa menit Clark kembali ke apartment nya. Dengan memanfaatkan kemampuan dia yang dapat berlari secepat kilat itu, Clark berharap masih bisa menemukan Fang di dalam apartment nya. Tapi apa daya.. Fang sudah tidak ada di apartment Clark. Clark sangat bingung, membuatnya tak bisa berpikir jernih. Pikiran-pikiran negatif muncul di otaknya. Bagaimana jika Fang menjadi korban “seseorang” lagi ? Bagaimana jika Fang adalah mata-mata yang dikirim oleh Lex ? Dari semua pikiran negatif Clark, ia masih dapat tersenyum karena dia belum menceritakan siapa jati diri dia sebenarnya kepada Fang. Ia mencoba menghapuskan semua pikiran negatifnya dan memutuskan untuk benar-benar berangkat kerja kali ini

***

Ruang kerja Daily Planet saat ini disibukkan dengan berita tentang Fang. Mutant yang entah dari mana asalnya, terjatuh dari langit menghujam ke jalanan Metropolis. Banyak saksi mata yang memberikan kesaksiannya. Ini jelas-jelas nilai jual yang lebih, jika dipasang di headline Daily Planet. Lois menyibukkan jarinya di atas keyboardnya. Ia sempat mewawancarai beberapa orang yang melihat kejadian itu dengan jelas setelah Clark dan anak mutant itu menghilang dari TKP kemarin sore.

“CK, jujur padaku.. kau bawa kemana anak itu ?” Tanya Lois denang nada tinggi.
“Hah ?” Clark pikirannya masih kosong dan kebingungan dimana sekarang Fang berada. “Wow.. Wow.. sabar.. Kenapa kau menuduhku seperti itu ?” lanjut Clark.
“Kau tidak usah berbohong padaku. Berakting seperti kau tidak punya dosa padaku.” Lois berdiri dan mendekat ke Clark. “Kau menghilang begitu saja, dan anak itu juga hilang dari hadapanku di waktu yang bersamaan. Kau tahu waktu itu kondisi sangat ramai. Sangat tidak masuk akal, bahwa tak satu orangpun dari mereka melihat kemana anak itu pergi.” Tambah Lois.
“Lois, maaf kemarin aku meninggalkanmu. Tapi kau tidak bisa menghubungkan kepergianku dengan hilangnya anak itu.” Aku sendiri bahkan bingung dimana anak itu berada sekarang.
“Dasar pembohong !!” Lois melemparkan salah satu pensil yang ada di kotak pensilnya ke arah CK.

Clark menghela nafas. Lois.. Lois.. kau memang sangat berbahaya.. naluri wartawanmu bisa membahayakan orang lain, bahkan dirimu sendiri. Tapi kali ini aku jujur. Aku benar-benar tidak tahu dimana anak itu berada. Gumam Clark dalam hati. Clark menatap Lois dan menyadarinya kalau Lois marah, Lois terlihat lebih cantik dari biasanya. Lois membalas tatapan Clark dengan sinis. Seolah-olah ia menganggap hari ini Clark adalah musuh terbesarnya.

***

“Lana...”

Lana menengok ke arah Fang. Ia baru menyadari Fang selalu berjalan dengan menundukkan kepalanya sejak keluar dari apartment CK.

“Ada apa denganmu ? Apakah itu kebiasaanmu berjalan dengan kepala menunduk ?” Tanya Lana.
“Uhm.. aku rasa.. dandananku sekarang sangat kacau. Bisakah kau.. mmm..” jawab Fang
“Apa Fang ? Lagipula kau benar.. dandananmu sekarang sangat kacau. Aku antar kau ke salon paling murah di Metropolis. Lagian aku juga tak mau klo orang-orang metropolis melihatku berjalan dengan cowok yang kacau balau seperti ini. Ayo..” Ajak Lana
“Tapi aku..”

“Aku yang bayar.. lagipula orang yang punya salon itu temanku kok. C'mon Fang..”

Fang tersenyum. Ia yakin bahwa banyak orang metropolis yang mengingat wajahnya ketika dia jatuh dari langit sore kemaren. Karena itu ia berinisiatif untuk mengubah dandanannya sehingga orang-orang itu tidak mengenalinya lagi. Setidaknya hal itu patut dicobanya.

Lana tiba-tiba menggandeng tangan Fang dan langsung menarik Fang. Wajah Fang merah padam. Ia tak tahu harus berbuat apa.

“Ok ini dia salonnya.” Lanjut Lana begitu tiba di depan salon milik Alphen.

Fang benar-benar terkejut kali ini. Papan nama Alpheen's Barber Shop tertempel di atas pintu masuk sebuah bangunan bergaya gothic. Kaca-kaca berwarna gelap menempel di setiap dindingnya. Pintu masuknya pun sangat unik. Mempunyai ukiran 2 naga di tiap bagiannya. Fang kemudian mengikuti Lana masuk ke salon itu. Dilihatnya seorang wanita berkacamata dengan terampil memainkan jarinya untuk menggerakkan gunting special. Gaya dandanan gothic pun sangat kental. Pakaian bernuansa hitam-hitam, dengan eyeshadow hitam pula. Rambut di highlite merah.

“Hai Lana.. sudah lama kau tak kesini. Sibuk ya ?” sapa Alpheen
“Yup.. Talon sangat menguras tenagaku. Akhirnya aku bisa bernafas dan refreshing seperti sekarang ini.” Jawab Lana.

Alpheen mendekat ke Lana dan membisikkan sesuatu..

“Wow.. cowok baru mu kah Lana ? He looks so cool.. Boleh kah buat aku ?” Alpheen tak kuat menahan dan langsung tertawa sekeras-kerasnya.. Lana membalasnya dengan sebuah pukulan kecil di bahunya. Fang yang tak tau apa yang Lana dan Alpheen bicarakan hanya bisa menatap mereka dengan tatapan ingin tahu.

“Hmm.. jadi dia yang mau dirubah style nya ?” Lanjut Alphen seketika raut mukanya berubah menjadi serius. “Ok.. serahkan padaku. Kau nanti akan terkejut melihatnya Lana. Dan aku jamin kau benar-benar akan jatuh cinta padanya. Jika kau sampai tidak jatuh cinta padanya.. maka kesempatanku lah yang akan merebutnya dari mu. Wahahahaha” Alphen sudah mulai bercanda lagi.

Alphen mempersiapkan sebuah kursi dan mempersilakan Fang untuk duduk di kursi itu. Alphen memasangkan kain di sekitar badan Fang agar rambut yang dipotong tidak mengotori baju Fang. Dengan kemampuan yang sempurna dan imajinasi yang tinggi, Alphen mulai memainkan gunting dan jemarinya. Tak sampai 10 menit, Fang baru telah selesai “diproduksi”.

“Finish..” kata Alphen. “Ini mungkin akan jadi hasil karyaku yang paling sempurna selama aku hidup. Lana bersiaplah..”

Alphen memutar kursi Fang dan menghadapkannya ke Lana. Lana benar-benar tak percaya dengan yang dilihatnya. Fang yang tadinya sudah kelihatan keren di mata Lana, sekarang menjadi tambah keren. Rambutnya dipotong tak beraturan dan menambahkan kesan wild pada diri Fang. Sedikit hilite kuning di beberapa bagian rambut membuat Fang lebih tampak ceria dari sebelumnya. Wajah Fang juga lebih kelihatan segar daripada sebelumnya. Sebelumnya sebagian rambut Fang menutupi sebagian mukanya, namun sekarang muka Fang tampak lebih jelas.

“hahaha.. benar khan ? Kau pasti semakin tertarik padanya. Bagaimana ? Sudah merasakan ada sesuatu di hati mu Lana ?
“dasar kau Alphen..”
“Tapi jangan deh. Dia lebih cocok denganku. Dia terlalu muda buat mu. Hahahaha”
“Sial.. Apakah aku tidak boleh jatuh cinta ke cowok yang lebih muda dariku ? Apa aku sudah terlihat tua ? Bilang saja kalau kau ingin aku mengunjungi salonmu tiap bulan dan mendapatkan bayaran dariku”
“wow.. jangan sensitif gitu.. Aku hanya bercanda. Cinta tak memandang usia Lana. Dan aku rasa, dia menyimpan sesuatu yang belum kamu lihat seluruhnya” kata Alphen sambil melirik Fang.
“Thanks.. Jika kalian masih ingin berdebat tentangku, tolong jangan di depanku.” kata Fang menyela pembicaraan Lana dan Alphen.
“Wew.. hahahah dasar kau. Kau ini terlalu percaya diri ya. Siapa juga yang mendebatkanmu. Ok Cute, kreasiku belum selesai.. aku akan memberimu pakaian baru. Free.. Ayo ikut aku..” Ajak Alphen.

Fang mengikuti Alphen. Sampailah mereka di ruangan yang berisi penuh pakaian. Seperti biasa, koleksi pakaian Alphen didominasi dengan warna hitam.

“Aku lebih suka mengenakan jeans, kaos dan jaket. Apa kau punya pakaian yang seperti itu ?” Tanya Fang.
“Hmm.. seperti yang aku duga. Simple but misterious.” jawab Alphen. “Kau bisa memilih pakaian yang kau suka. Silahkan pilih. Disana ruang gantinya.”

Fang menjatuhkan pilihan ke celana jeans warna hitam, kaos hitam dan jaket hitam bergambar sayap di bagian belakangnya. Ia lalu menuju ke ruang ganti dan mencobanya.

“Cool..” kata Fang.

Fang lalu keluar dari ruang ganti, berjalan menuju ke Lana dan Alphen yang sedang asyik bercanda. Alphen menatapnya dan sekarang giliran Alphen yang terkejut.

“Oh damn.. What a handsome boy..” puji Alphen.
“Thanks..”
“Oh iya.. tadi kita belum sempat berkenalan khan ? Maaf ya.. aku selalu bersemangat jika ada konsumen yang membuatku bisa mencurahkan segala fantasiku tentang keindahan.” kata Alphen sambil menjulurkan tangan,
“Fang..” jawab Fang sambil bersalaman dengan Alphen.
“Alphen” balas Alphen
“ok.. ok.. aku rasa jabat tangannya sampai sini saja. Tak usah lama-lama ya.” sela Lana.
“hahahaha dasar kau Lana. Kau memang selalu menjadi kompetitorku dalam hal cowok. Okay Fang, kalau kau memang merasa tidak cocok dengan Lana, aku siap kok menggantikan dia. Hahahha” Canda Alphen.

Fang tersenyum, dan Lana buru-buru mengajak Fang keluar dari salon milik Alphen. Hampir terlupa Lana tak membayar Alphen.

“It's ok Lana. Free.. dengan membawa dia kesini, itu sudah bayaran yang luar biasa bagiku.” Kata Alphen sambil melirik ke arah Fang.

Lana hanya melambaikan tangan dan mengajak Fang keluar. Tak terasa hari sudah menjelang sore. Fang menyadari bahwa Lana sudah terlalu capai. Ia memutuskan untuk mengakhiri “kencan” nya dengan Lana dan kembali ke apartment Clark bersama Lana.

“Lana.. Thanks sudah mau menemaniku. Kita lanjutkan besok jika kau tak ada acara. Bagaimana ?”
“Ok Fang.. aku ada waktu kok. Aku rasa harus pulang sekarang. Talon harus buka setelah matahari terbenam.”
“Ok.. see you tomorrow morning.. Lana..”
“See you Fang.”

***

Clark masih dalam keadaan gundah. Ia mengambil ijin untuk pulang lebih cepat agar bisa mencari Fang sebelum terjadi apa-apa. Namun apa daya. Ia benar-benar sudah kelelahan. Disibukkan dengan masalah kerjaan ditambah dengan munculnya masalah baru dengan Lois. Clark memutuskan untuk pulang ke apartmentnya.

Clark benar-benar mendapat surprise dari Fang. Di meja makannya telah tersedia pancake yang dibuat oleh Fang. Tapi ada yang lebih membuat Clark kaget. Ia serasa tidak mengenali seseorang yang didepannya. Fang benar-benar telah berubah dalam segi penampilan.

“Clark, sorry aku hanya bisa menyiapkan ini. Inipun aku tak tau enak ato tidak” Kata Fang

Clark menatap Fang. Ia serasa menjadi Gay malam itu. Dia benar-benar mengagumi perubahan Fang. Ia hanya tersenyum dan langsung duduk di kursi makan.

“Hmm aku coba dolo.. terima kasih ya Fang” jawab clark sambil memasukkan potongan pancake ke dalam mulutnya.

Fang menatap Clark, takut jika pancake buatannya tidak enak.

“Lumayan.. kalau kau belajar terus, pasti kau bisa jadi pembuat pancake terkenal.” canda Clark
“Ini pertama kalinya aku membuat pancake”
“Oh pantas..”
“ha ?”
“Oh tidak-tidak. Omong-omong.. tadi siang aku kembali ke apartment dan kau tidak ada. Kau pergi kemana Fang ? Aku pikir kau akan lari dari sini”
“Maaf, aku tidak meninggalkan pesan. Aku tadi pergi dengan Lana.”
“Lana ?”
“Yup.. dia sangat baik. Mm.. Clark.. bisakah aku tinggal di sini untuk sementara waktu ? Maaf jika merepotkanmu.”
“It's ok Fang. Anggap aja rumahmu sendiri. Aku senang kau tidak lari dari sini. Kau bisa percaya denganku Fang. Pasti Lana yang telah merubah penampilanmu juga khan ?”

***

Lex Luthor terus mempelajari rekaman yang ia dapatkan. Seluruh Metropolis tak akan lepas dari hasil pantauannya. Dengan emosi ia menggebrak meja kerjanya.

“Cari informasi dimana mutant itu sekarang berada !!” teriak Lex kepada bawahannya. “Jika kalian tak menemukannya.. kalian aku pecat !!!”

Lex lalu membubarkan pegawainya dan mempersilahkan mereka semua untuk keluar. Lex mengangkat gagang telponnya dan mulai menekan-nekan tombol.

“Cepat ke sini. Aku ada pekerjaan untukmu” kata Lex

Tak lama kemudian, seorang wanita muncul di hadapan Lex. Lengkap dengan pakaian ala pasukan khusus.

“Kau pimpin operasi pencarian mutant itu. Aku mau dia hidup-hidup. Kau boleh melukainya, tapi tidak boleh sampai parah.” kata Lex
“Ok Sir.”

***

Next Episode - The Flocks on March 25th, 2009

Crossover Maximum Ride - Episode 1

Episode 1 - Prologue


Cast :
Smallville
PudelasClark Kent
nenok_cuantikasLois Lane
Kristin KreukasLana Lang
Allison MackasChloe Sullivan
Michael RosenbaumasLex Luthor

Maximum Ride
Alexa VegaasMaximum Ride
Max TheriotasFang
Avan JogiaasIggy
Dylan SprouseasGazzy
Parker McKenna PoseyasNudge
Brooklyn ProulxasAngel
Alex PettyferasAri

OST
Dishwalla - Every Little Thing


Metropolis sore itu sangat cerah. Siluet cahaya berwarna kekuningan menghiasi langit, yang menandakan matahari sudah mulai kembali ke persembunyiannya. Jalanan sangat padat, penuh kendaraan lalu lalang. Trotoar dipenuhi oleh manusia berjas. Seperti biasa, waktu sore hari merupakan jam-jam sibuk Metropolis. Saatnya orang-orang pulang kerumah setelah mengalami kepenatan seharian.

“CK.. Let's go.. Kau sudah janji mau traktir aku khan ? C'mon.. jangan cari alasan macam macam ya” Kata Lois sembari ia menarik tangan CK.
“Ok.. Ok.. sabar..” Balas CK,

Mereka mengantri di kerumunan orang yang akan menyeberang jalan, menunggu lampu penyeberangan menyala hijau. Belum juga lampu penyeberangan berubah warna, CK dan Lois beserta kerumunan orang yang mengantri dikejutkan oleh suara tubrukan yang sangat keras diikuti teriakan histeris orang-orang di sekitar lokasi dentuman suara itu. Dengan naluri wartawannya, CK dan Lois langsung berlari menuju lokasi itu. Betapa terkejutnya mereka setelah melihat sesosok cowok, berambut hitam emo, berbadan kurus dan BERSAYAP tergeletak di depan mereka.

“Wow.. apa itu ? Manusia bersayap ?” celetuk salah satu orang di dekat mereka.
“Apakah dia masih hidup ? Coba periksa!!” Kata orang yang lain.

Seseorang mencoba memeriksa kondisi anak itu. “Sayapnya patah!!! Denyut nadinya masih terasa..” Teriak orang itu.

“Kita harus membawanya ke Rumah Sakit secepatnya..” kata CK. “Lois cepat cari taxi.. sebelum kondisinya tambah memburuk”. Lois langsung berlari mencari taxi yang kosong.

Mungkin ini saat yang tepat untuk membawanya langsung ke Rumah Sakit. Manusia bersayap ? Akan sangat beresiko membiarkannya lama-lama di sini, tambah lagi jika aku membawanya ke Rumah Sakit. Sial.. berpikirlah cepat CK..pikir CK. CK berusaha mencari solusi yang terbaik. Orang-orang di sekitarnya teralih perhatiannya untuk membantu Lois mencarikan taxi. Kondisi jalanan yang ruwet dan macet menjadikannnya sangat sulit untuk mencari taxi kosong. Tanpa disadari oleh orang-orang sekitar, CK langsung menggendong anak itu dan membawanya lari secepat kilat.

***

“Ari kenapa kau lepaskan dia ? Itu tadi saat terbaik untuk menghabisi salah satu mutant menjengkelkan itu” Tanya makhluk yang menyerupai werewolf itu kepada Ari, pemimpin pemusnah.
“Terlalu beresiko bagi kita untuk turun ke bawah. Banyak manusia yang akan mengetahui identitas kita. Lebih baik kita tetap berada di udara seperti ini.. setidaknya kita sudah melukai salah satu dari mereka. HA HA HA HA” Jawab Ari. “Ayo kita kembali.. kita sudah sangat lelah bertarung di udara hanya untuk menghadapi seorang mutant saja. Sial.. kenapa kita tidak diciptakan seperti mereka. Tapi aku bangga dengan kekuatanku sekarang. Baru kali ini serigala jadi-jadian seperti kita bisa terbang. HA HA HA HA” Tambah Ari.

Mereka berbalik arah, terbang kembali ke markas mereka. Pemusnah-pemusnah itu diciptakan untuk memburu dan menangkap (lagi) mutan-mutan burung yang melarikan diri dari Lab. Perburuan yang lama, melelahkan dan bahkan menyakitkan telah mereka lalui bertahun-tahun. Tapi para pemusnah sampai sekarang belum berhasil menangkap mereka. Pemusnah merupakan mutant modern. Dahulu mereka diciptakan sebagai werewolf biasa. Mampu berubah wujud dari manusia menjadi werewolf. Namun sekarang, sepasang sayap telah dicangkokkan ke tubuh mereka. Mereka tidak diciptakan untuk terbang.. namun demi keberhasilan mereka untuk menangkap mutant-mutant burung itu, terpaksalah sepasang sayap di cangkokkan di punggung mereka. Sangat menyakitkan bagi mereka. Dan pastinya mereka belum terbiasa dengan keadaan ini.

***

CK kembali ke apartmentnya. Di turunkannya anak itu di sofa yang berada di ruang tamu. Apartment CK memang tidak cukup luas untuk ditinggali berdua. Hanya terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kamar dan 1 kamar mandi ditambah sebuah dapur. Ia langsung memeriksa kondisi anak tersebut. Sayap patah, tulang rusuk juga patah, memar di sekujur tubuhnya. Apa dia hasil rekayasa genetika dari Lab milik Lex Luthor ? Pikir CK. CK buru-buru mengambil perban dan obat merah di kamar mandi untuk mengobati anak itu dan kembali lagi ke ruang tamu.

“Thanks a lot..” Kata anak itu.
“Wow.. kau sudah siuman ? Aku kira kau terluka parah.” Balas CK tanpa bisa menutupi rasa terkejutnya.

Anak itu sudah duduk di sofa dengan posisi normal sambil memegangi rusuknya dengan raut muka masih kesakitan bercampur kekecewaan karena ia menyadari bahwa sayapnya patah.

“Bagaimana kondisimu.. biar aku obati dulu” Tambah CK sambil mencoba melepaskan diri dari keterkejutannya.
“It's OK.” Jawab anak itu ditambah dengan senyuman kecut yang muncul di wajahnya.
“Kau bisa percaya padaku. Aku tidak akan menyakitimu. Justru aku ingin membantumu. Aku Clark Kent. Kau siapa ?”
“Fang.” Fang menatap CK dengan tatapan curiga.
“Ada apa sebenarnya ? Siapa kamu ?”
“Maaf. Aku rasa itu bukan urusanmu CK.” Fang menjawabnya lirih dengan menahan rasa sakitnya.
“Fang, kau bisa mempercayaiku. Aku memang bukan mutant sepertimu.. Maaf.. Tapi aku juga memiliki hal yang “lain” sepertimu.”

CK terus mencoba untuk meyakinkan Fang bahwa dirinya dapat dipercaya. Fang menatapnya. Mencoba menghilangkan keraguan dalam dirinya dan meyakini bahwa CK bisa ia percaya. Tapi ia teringat kata teman-temannya, agar tidak mudah percaya kepada orang asing.

Memar di tubuh Fang perlahan-lahan mulai menghilang. CK pun melihat dan tak terkejut dengan keadaan itu. Fang mencoba berdiri, mengepakkan sayapnya yang panjangnya sekitar 3 meter itu.. KRAK!!.. terdengar suara dari salah satu sayapnya dan Fang terjatuh. Wajah Fang menunjukkan bahwa dia menahan rasa sakit yang luar biasa. CK mendekatinya dan mencoba meraba sayap Fang. Kali ini Fang benar-benar membiarkan CK untuk mendekatinya.. bahkan meraba sayapnya. Fang mencoba untuk mempercayai CK sepenuhnya.

“Aku rasa kita harus ke Rumah Sakit” kata CK
“Tidak.. Itu tidak mungkin. Sangat berbahaya di sana. Tolong bantu aku untuk meluruskan sayap ku saja. Tulang rusukku yang patah dapat sembuh dalam hitungan jam. Mungkin sayapku bisa lebih cepat.” Jawab Fang
“Tapi tulang sayapmu patah di 3 bagian. Hmm.. kalau memang begitu keadaannya.. akan kubantu untuk meluruskannya dan mengikatnya dengan bantuan papan. Kau bisa beristirahat sementara di sini.”
“Ok.. Maaf merepotkanmu CK.”
“It's Ok.”

CK merentangkan sayap Fang. Fang meringis menahan sakit. Baru kali ini dia mengalami patah sayap. Ugh aku berharap tidak mengalami hal seperti ini lagi. Benar-benar sakit!! Aku harap kawanan yang laen tidak bernasib sama seperti aku. Semoga mereka berhasil melarikan diri dari sergapan para pemusnah.

“Done...” kata CK.

***

“Max.. Max.. Fang di mana ? Kenapa dia tidak berkumpul bersama kita ?” Tanya gadis kecil di sebelah Max.
“Aku juga tidak tau dimana Fang sekarang berada, Angel. Berdoa saja semoga tidak terjadi apa-apa pada Fang.” balas Max. “Iggy, Nudge, Gazzy.. coba kalian cari tempat yang cocok buat bermalam.
“Ok Max..” Jawab mereka bertiga.
“Max.. di sana sepertinya cocok. Ada gedung yang tak terpakai di sana.” Seru Gazzy
“Ok Angel.. lebih baik kita kesana dulu.” ajak Max ke Angel.
“Yup..”

Mereka berlima mendarat di sebuah gedung tinggi yang tak terpakai di pinggiran Metropolis. Keadaan benar-benar berbeda. Mereka larut dalam keheningan. Tidak ada Fang bersama mereka. Belum pernah bagi mereka kehilangan salah satu anggota seperti ini. Angel merapat ke Max, meletakkan kepalanya di bahu Max. Max menatapnya dalam, membelai rambut Angel. Anak kecil itu sangat terpukul dengan ketidak hadiran Fang. Iggy, Nudge dan Gazzy juga diam..

“Max.. bagaimana jika Fang...”
“Dia pasti kembali. Dia berusaha mengalihkan perhatian para pemusnah. Dan dia berhasil.” celetuk Max memotong kata-kata Iggy.

Max memperhatikan Iggy. Iggy buta karena percobaan yang gagal di Lab. Para pria berjas putih mencoba mencangkokkan mata elang pada dirinya.. namun gagal. Selama ini Iggy mengandalkan pendengaran, penciuman dan perasaan hatinya. Max mencoba mengerti apa yang dirasakan Iggy. Sangat sulit bagi Iggy, bahkan kawanan tanpa Fang. Fang merupakan pelindung bagi mereka dan Max merupakan pemimpin mereka. Kombinasi yang pas buat para kawanan. Tapi saat ini Fang tidak ada diantara mereka. Jika pemusnah tiba-tiba menyerang mereka, apa yang harus mereka lakukan? Max mungkin tidak akan mampu menghadapi pemusnah sendirian. Meskipun dengan bantuan bom buatan Iggy,

“Hai aku pulang.. sudah lama kah kalian menungguku ?” Terdengar suara Fang.
“Gazzy !!!” Seru Max dan Iggy.
“Maaf.. Maaf..” timpal Gazzy

Gazzy memiliki kemampuan menirukan suara orang. Kadang ia menggunakan kemampuannya itu untuk menggoda kawanan lainnya.

“Ini bukan saat yang tepat untuk melakukan hal seperti itu. Kau tau itu Gazzy !!” Max berteriak dan melotot ke Gazzy. “Lebih baik kita beristirahat dahulu. Besok, kita cari keberadaan Fang.” Tambah Max dengan merendahkan nada suaranya.
“Ok..” Jawab para kawanan.

***

Talon sangat ramai malam itu. Lana dengan sibuknya melayani para tamu yang sekedar memesan cofee ataupun makan malam.

Dishwalla – Every Little Thing

Let me in
to see you in the morning light
to get me on and all along the tears they come
see all come
I want you to believe in life
but I get the strangest feeling that you've gone away
will you find out who you are too late to change?
I wish I could be
every little thing you wanted
all the time
I wish I could be
every little thing you wanted
all the time
some times

Alunan musik Dishwalla terdengar di cafe. Membuat suasana romantis semakin terasa. Banyak pasangan muda mudi yang menjadi tamu di Talon malam itu. Sedangkan Lana memeras keringatnya di balik bar untuk memastikan kinerja Talon tetap berjalan. Ia selalu menyempatkan untuk tersenyum pada para pemesan, meskipun terlihat raut muka yang kecapaian.

“Cappucino please...” seru seorang wanita sembari membanting tasnya.

Lana menengok dan merasa tidak asing dengan suara itu.

“Lois.. Wew.. ada apa ?”
“Clark meninggalkanku tadi. Ugh sial. Dia selalu saja begitu. Mana dia membawa..... Ugh nevermind.”

Lana melemparkan senyum pada Lois.

“This is yours..” jawab Lana sembari menyodorkan secangkir Cappucino pada Lois.
“Seharusnya dia mentraktirku sekarang ini. Kenapa aku harus bayar sendiri sekarang. CK.. akan kubalas perbuatanmu!!” Seru Lois secara tak sadar.
“Capucino itu free deh buatmu Lois. Kelihatannya kau sedang bad mood. Oh iya. Kau tadi bilang CK membawa.. membawa apa ? Apakah ada barangmu yang dibawanya?”
“Uhm tidak.. aku sebal karena dia tidak menepati janjinya. CK benar-benar penipu ulung dalam hal beginian” jawab Lois

Lana tak bisa menahan tawa melihat Lois seperti kebakaran jenggot. Lois meminum cappucino nya tak terlepas sambil mengucapkan umpatan-umpatan yang tak bersuara. Lana bisa menebak kalau umpatan itu ditujukan kepada Clark.

***

“Putar kembali rekamannya.,, Tunggu.. hentikan !!!”

Layar di ruangan kerja Lex Luthor menampilkan gambar saat Fang tergeletak di jalan raya Metropolis siang tadi. Lex Luthor mendekatkan wajahnya pada layar sebesar 45” itu. Sambil mengelus-elus dagunya, ia mengamati secara detil gambar di layar itu. Raut muka Lex menunjukkan kebahagiaan yang mendalam. Susah mengungkap rahasia tentang Clark, dia mendapatkan bahan yang lebih mantap.

“Print gambar itu.. perbesar, dan perjelas gambar itu” Seru Lex kepada bawahannya.

Hmm.. sayap.. manusia.. lelaki.. siapa dia ? Suatu obyek yang sangat mengesankan. Amazing Creature. Pikiran Lex tak bisa menjauh dari gambar yang telah di print itu.

***

TO BE CONTINUED